Asrori
bin Maryunan, A. Md.
(Raden Abdurrahman)
(Raden Abdurrahman)
“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah
lagi Maha Penyayang”.
Segala puji hanya milik Allah, Dialah Dzat yang telah memberi
hidayah dan karunia Islam kepada kita semua serta menjadikan kita sebagai umat
yang terbaik. Kami memohon taufik untuk meraih kecintaan dan keridhaan Allah
serta ter-pelihara dari murka dan kebenciaan-Nya.
Aku bersaksi Bahwa tidak ada Tuhan yang berhak
disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Semoga shalawat Allah tercurah
kepadanya, kepada keluarganya, dan sahabatnya.
Amma ba’du;
Allah Ta’ala Berfirman :
“…Maka wanita yang shalihah, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara
(mereka)…” [Qs. An-Nisa’ : 34].
Abu Ja’far ath-Thabbari –rahimahullah- dalam kitab Tafsirnya, ia berkata : “Wanita-wanita shalihah adalah wanita-wanita yang istiqamah dalam menjalankan ajaran agama (al-Qur’an dan Sunnah) dan selalu berbuat kebajikan”.
Keshalihan seseorang tidak akan terwujud tanpa keistiqamahan dalam menjalankan ajaran agama atau ketika jauh dari agama. Sementara keshalihan seseorang tidak akan sempurna jika tidak diiringi kebajikan.
Imam Fakhrurrazi –rahimahullah- dalam kitab at-Tafsir al-Kabiir menjelaskan ayat “…lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada...” beliau berkata: “Kata ’memelihara diri’ memiliki pengertian beragama (berahklaq). Diantaranya :
a) Menjaga
diri dari perbuatan zina agar kehormatan sang suami tidak tercoreng dan tidak
memberinya keturunan yang bukan dari air maninya.
b) Menjaga
dan memelihara harta suaminya.
c) Menjaga dan
memelihara rumah suami. Rasulullah –Shalallahu’alaihi wasalam- bersabda : “Sebaik-baik wanita adalah wanita yang bias
membuatmu bahagia, mentaatimu (dalam kebaikan), menjaga harta dan kehormatanmu
disaat engkau tidak bersamanya”. Kemudian beliau membacakan ayat diatas : “…Maka wanita yang saleh, ialah yang
taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena
Allah telah memelihara (mereka)…” [Qs. An-Nisa’ : 34].
Imam Ibnul Jauzi –rahimahullah- berkata : “Wanita
shalihah merupakan Mutiara kehidupan yang paling indah, dan bahkan Allah ta’ala
pun memulyakanya. Karena ia mengetahui kewajiban beribadah itu murni hanya
ditujukan kepada-Nya, mengetahui bagaimana bermu’amalah dengan sesame manusia
sebagaimana Allah perintahkan kepadanya,
menghiasi diri dengan adab-adab yang telah dicontohkan Rasulullah
–Shalallahu’alaihi wasalam- pada Umatnya, dan meneladani para shahabiyyah
(sahabat nabi yang wanita) yang menjadi idolanya”. [dalam kitab -Ahkam
an-Nisa’-].
1. Rasulullah
-Shalallahu'alaihiwasalam- bersabda: “Dunia itu perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan
adalah wanita shalihah”.[HR. Muslim].
· Rasulullah -Shalallahu'alaihiwasalam- bersabda: “Termasuk
dari kebahagiaan bagi anak Adam yaitu wanita shalihah”. [Diriwayatkan
Ibnul Jauzi, dalam kitab -Ahkam an-Nisa'-].
2.
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan Aku tidak ciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka beribadah kepada-Ku”. (Qs. Adz-Dzariyat: 56).
“Sembahlah Allah saja dan janganlah kamu mempersekutuka-Nya
dengan sesuatu pun (berbuatsyirik)”. (Qs. An-Nisa’ : 36).
·
Rasulullah
-Shalallahu'alaihiwasalam- bersabda: Allah Ta’ala berfirman: “Hai anak Adam,
seandainya kamu datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh jagad, sedangkan kamu ketika
mati tidak berbuat syirik sedikit pun kepada-Ku, niscaya akan Aku
berikan ampunan sepenuh jagad pula”. [HR. at-Tirmidzi, dan ia menyatakan:
Hadits Hasan].
3.
Allah
Ta’ala berfirman:
·
“Hai Nabi,
katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri
orang mu’min, Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak
di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS.
Al Ahzab [33] : 59).
· “Katakanlah
kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya,
dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak
dari padanya…” (QS. An Nuur [24] : 31).
· Abu Hurairah berkata, Rasulullah -Shalallahu'alaihiwasalam-
bersabda: “Semoga Allah senantiasa menyayangi wanita-wanita yang menutup auratnya".
[Diriwayatkan Ibnul Jauzi, dalam kitab -Ahkam an-Nisa'-].
4.
Nabi–Shalallahu’alaihiwasalam-bersabda: “Beruntunglah bagi setiap lelaki yang
memiliki istri shalehah, sebab ia bias membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya.
Rosululloh saw bersabda, ”Barangsiapa diberi istri yang shalehah,
sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuhagamanya.
Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.”
(HR Thabrani dan Hakim).
5.
Dari Abu Najih Al Irbadh bin
Sariah, dia berkata, Rasulullah -Shalallahu'alaihi wasalam-
bersabda: ...“ Saya wasiatkan kalian (Umat islam-edt) untuk bertakwa
kepada Allah ta’ala, tunduk dan patuh kepada pemimpin kalian meskipun yang
memimpin kalian adalah seorang budak. Karena di antara kalian yang hidup
(setelahku) akan menyaksikan banyaknya perselisihan. Hendaklah kalian
berpegang teguh terhadap Sunnah (petunjuk)ku dan Sunnah Khulafaurrasyidin (Ijma’
Sahabat Nabi) yang mendapatkan petunjuk, dan gigitlah dengan gerahamu
(genggamlah dengan kuat). Hendaklah kalian menghindari perkara yang
diada-adakan (cara ibadah tidak ada contohnya nabi), karena setiap diada-adakan
dalam agama adalah bid’ah dan semua perkara bid’ah (dalam agama) adalah sesat/tertolak”.
[HR. Ahmad, Abu Daud dan at-Turmuzi, dan ia berkata : Hadits Hasan Shahih;
Imam An-Nawawi dalam kitab “Hadits ArBa’in no.28.”].
6.
Dari Mu’awiyah ia berkata:
Rasulullah -Shalallahu'alaihiwasalam- bersabda: “Barangsiapa yang
dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Allah akan membuatnya faham tetang (Ushul/
pokok-edt) Agamanaya.” [HR. Bukhari dalam kitabal-Ilmu;
Musilm dalam kitab Zakaah].
‘Ya Allah, sesungguhnya aku (kami)berlindung kepadaMu, agar tidak menyekutukan kepadaMu, sedangaku (kami) mengetahuinya dan minta ampun terhadap apa yang tidak aku ketahuinya.’[HR. Ahmad 4/403 dan lainnya dan dishahihkan syaikh al-albani].
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk kelompokahli hadits (ahlus-sunnah). Berilah kami rizki untuk bias mengamalkannya, cintakan kami kepada para ahli hadits dan bias membantu orang-orang yang mengamalkan hadits. serta jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat (Firqah Najiyah). Dan semoga segenap umat Islam yang berusaha istiqamah termasuk di dalamnya. Amiin...
-----*Semoga Bermanfaat*-----
Referensi :
·
Kitab Ahkam an-Nisa’ Ibnul Jauzi –rahimahullah.
· Kitab Terjemah Matan Hadits Arba’in Nawawiyah. 2013. Imam Nawawi –rahimahullah-. Takhrij Hadits : Sayyid bin Ibrahim al-Huwaithi.
Darul Haq. Jakarta.
·
Riyaadhu ash-Shalihah. 2007. Syaikh Mahmud Badawi. Qisthi Press. Jakarta.