WASIAT SULTHAN MUHAMMAD AL-FATIH (W. 886 H/ 1461M) KEPADA PUTRANYA DAN KEPADA KAUM MUSLIMIN PADA UMUMNYA

Rabu, 09 Oktober 2013



“Wahai putraku…!!! Sebentar lagi aku akan mati, tapi aku tidak menyesal karena telah meninggalkan pengganti seperti dirimu. Jadilah kamu orang yang adil, shalih dan penuh kasih saying. Lindungilah seluruh rakyatmu tanpa membeda-bedakan. Sebarkanlah agama islam karena ini merupakan kewajiban para raja dimuka bumi. Dahulukan urusan agama di atas urusan apapun. Jangan bermalas-malasan dalam menjalankan agama. Jangan pemperkerjakan orang yang orang-orang yang tidak memperdulikan urusan agamanya, tidak menjauhi dosa-dosa besar dan malah tenggelam dalam kemaksiatan. Hindarilah semua bid’ah* yang merusak, jauhilah orang-orang yang mengajakmu kepada bid’ah. Perluaslah wilayah negeri ini dengan jihad. Jagalah harta Baitul Mal agar tidak dihambur-hamburka. Janganlah mengambil harta salah seorang pun dari rakyatmu kecuali menurut aturan islam. Bantulah orang-orang miskin dan lemah agar mereka menjadi kuat. Hormatilah orang-orang yang berhak dihormati.

Ketahuilah, bahwa para ulama itu seperti kekuatan yang tersebar di dalam raga negeri. Oleh karena itu, hormati dan motivasilah mereka. Jika kamu mendengar ada seorang ulama di negeri lain, mintalah dia agar dating kepadamu, hormatilah dia dengan memberinya harta.

Waspadalah terhadap harta dan tentara. Jangan sampai kamu tertipu dengan keduanya. Jangan pernah mengusir ahli syari’at (Ulama) dari pintu istanamu. Jangan melakukan perbuatan apapun yang bertentangan dengan hukum islam. Sesungguhnya agama adalah tujuan kita dan petunjuk Allah adalah jalan hidup kita, dengan itulah kita meraih kemenangan.

Ambillah pelajaran ini dariku. Aku dating ke negeri ini bagaikan semut kecil. Allah Ta’ala lalu memberiku nikmat yang agung ini. Oleh karena itu, tempuhlah jalanku dan ikutilah jejakku. Berjuanglah untuk menegakkan agama ini dan memulyakan pemeluknya. Jangan kamu gunakan harta Negara untuk bermewah-mewahan dan bersenang-senang atau melebihi ukuran yang sewajarnya. Sebab, hal itu merupakan salah satu penyebab utama kehancuran.”

Sumber :
Abdus Salam Abdul Aziz Fahmi. 1987. As-Sulthan Muhammad Al-Fatih;Fatih Al-Qusthanthiyah Wa Qahir Ar-Rum. Damaskus: Dar Al-Qalam. Cet. IV. Hlm. 171-172.
Dr. Ali Muhammad Ash-Shalabi. 2011. As-Sulthan Muhammad Al-Fatih Al-Qusthanthiyah (Sulthan Muhammad Al-Fatih; Penakluk Konstantinopel). Solo: Pustaka Arafah. Cet. I. Hlm. 251-252.

Catatan:

* Umar bin Khaththab -Radhiyallahu'anhu- berkata: "Allah tidak menerima udzur bagi seorangpun yang berbuat kesesatan (bid'ah) yang dia anggap petunjuk (sunnah). "Begitu juga Allah tidak menerima udzur seorang pun yang meninggalkan petunjuk yang ia anggap sebagai kesesatan karena semua perkara telah dijelaskan secara tuntas dan hujjah telah ditegakkan secara sempurna sehingga tidak ada celah bagi siapapun untuk mencari-cari alasan”. [Dikeluarkan oleh Ibnu Baththah dalam "Al Ibanah Al Kubra" (162) dari jalan Al Auzai bahwa Umar menyampaikan kepadanya namun sanadnya munqathi’. Dan Al Mawarzi mengeluarkan dalam "As Sunnah" (95) dari Umar bin Abdul Aziz berkata: "Setelah datang sunnah tidak ada alasan bagi siapapun untuk melakukan suatu kesesatan, sementara hal itu dianggap petunjuk".].
 

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

About Me

INSAN MANDIRI FARM iNDONESIA
Lihat profil lengkapku

Domain .COM Termurah

Hosting Unlimited Indonesia